Senin, 06 Juni 2011

10 Pos Pengeluaran Pengeruk Kantong (II)

Sebanyak 10 pengeluaran tercatat sebagai penyebab menipisnya simpanan masyarakat.

Syahid Latif


ilustrasi uang (inmagine)
BERITA TERKAIT
VIVAnews - Di tengah perekonomian yang melambat serta ancaman resesi, masyarakat Amerika Serikat (AS) kini mulai mengatur ulang pengeluarannya sehari-hari.

Laman money.cnn.com, Kamis, 19 Mei 2011 menyebutkan, setidaknya ada 10 pos pengeluaran yang selama ini bisa menggerogoti keuangan masyarakat AS. Pengeluaran tersebut umumnya tidak terlalu penting, namun seringkali tidak disadari masyarakat.

Walau informasi ini berkaca dari pengeluaran masyarakat AS, dengan perekonomian dunia yang semakin seragam, kondisi di negara maju ini bisa dijadikan acuan bagi masyarakat di Tanah Air untuk lebih bijak dalam membelanjakan uangnya.

Berikut ini lima pengeluaran lain yang sebenarnya memboroskan uang belanja, namun seringkali tidak disadari masyarakat. Untuk melihat lima pos pengeluaran lainnya, klik tautan ini:
6. Beli barang bermerek
Produk makanan dengan merek yang sudah terkenal mungkin selalu terlihat menarik dengan tampilannya yang lebih cantik. Namun, itu bukan berarti mereka lebih baik dibandingkan produk generik lainnya. Ketika harga 9 ounce kotak beras krispies bernilai US$4,79 (Rp43.110) di toko grosir New York, di toko lain dengan berat 12 ounce hanya bernilai US$1,99 (Rp17.910) dengan kandungan yang sama.

Dengan perbedaan harga US$2-3 (Rp18.000-27.000) sebetulnya bisa memberikan nilai tambah.

"Seringkali seseorang tidak membeli barang tersebut secara sadar. Masyarakat melakukan itu (pembelian) karena produk tersebut sudah terkenal dan tidak lagi berpikir ulang," kata salah satu pendiri perusahaan Wealth Management Lassus Wherley, Diahann Lassus.

Lassus mengatakan, harga produk generik seringkali lebih rendah 5-10 persen dibandingkan produk bermerek. Bahkan, kalaupun hanya ada satu produk generik yang tersedia, Lassus memperkirakan masyarakat bisa menabung sekitar US$50-75 (Rp450-675 ribu) per bulan jika uang belanja yang disediakan sebesar US$500-600 (Rp4,5-5,4 juta).

7. Makan-makan di luar
Makan makanan di luar merupakan salah satu kebiasaan paling mahal yang biasa dilakukan.

Konsumen biasanya menghabiskan rata-rata US$28,47 (Rp256.230) untuk setiap makanan di sebuah restoran pada 2010 dengan rata-rata restoran yang dikunjungi sebanyak 82 restoran. Data tersebut diperoleh dari Mint.com.

Bar dan alkohol juga menjadi salah satu pengeruk uang masyarakat. Mereka menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli alkohol ketika menggelar makan malam tahun lalu. Rata-rata masyarakat AS menghabiskan US$42,27 (Rp381.330) setiap kali mengunjungi Bar.

"Ini mengagumkan bagi saya. Ketika seseorang meminta sumbangan US$20, Anda berpikir nilai itu sangat besar untuk diberikan. Namun, Anda tidak berpikir lagi ketika harus mengeluarkan US$100 untuk sebuah makan malam," kata Tom Orecchio dari Modera Wealth Management

8. Kartu keanggotaan klub kebugaran yang tak terpakai
Pengeluaran bulanan secara otomatis merupakan salah satu cara paling mudah untuk menghabiskan uang Anda. Namun, keputusan untuk membatalkan keanggotaan klub kebugaran bukanlah perkara mudah, apalagi jika anda selalu memiliki rutinitas membuat resolusi tahun baru.

Padahal, keanggotaan klub kebugaran yang tidak terpakai telah membuang ratusan dolar setahun, atau bahkan dalam jangka waktu sebulan untuk saran kebugaran yang lebih baik.

Lassue mengungkapkan, salah satu kliennya menghabiskan tidak kurang dari US$75 (Rp675 ribu) per bulan untuk membayar keanggotaan klub kebugaran yang tidak pernah dipakainya. Padahal, pada akhirnya dia menyadari ada langkah lebih murah untuk berolahraga yaitu membeli alat olahraga di rumah.

9. Transaksi harian via Internet
Transaksi harian melalui internet pada prinsipnya membeli barang pada saat ini, namun pembayarannya dilakukan di kemudian hari. Namun, pada kenyataannya, banyak voucher transaksi yang dilakukan tidak pernah dibayar.

Lifesta, sebuah situs yang khusus membeli voucher yang tidak terpakai, memperkirakan sekitar 20 persen dari transaksi harian lewat internet tidak pernah terpakai. Kondisi ini meningkatkan pemborosan uang hingga US$532 juta (Rp4,78 triliun) yang tercatat dari perkiraan transaksi lewat jaringan, di mana transaksi harian diperkirakan bakal tumbuh 138 persen menjadi US$2,66 miliar (Rp23,94 triliun) pada 2011.

10. Paket televisi kabel dan layanan telepon
Program paket tidak selalu berarti sebuah transaksi jika Anda tidak menggunakan layanan ekstra yang seharusnya dibayar.

Konsumen biasanya seringkali terpikat dengan tawaran paket televisi kabel, internet atau telepon karena mengurangi tagihan pada tahun pertama atau batas waktu tertentu. Namun, membayar 500 channel yang tidak Anda tonton, atau pesan singkat tak terbatas yang tidak terpakai, merupakan salah satu cara untuk menghamburkan yang.

"Masyarakat seringkali memiliki rencana yang dianggap bisa dipenuhi, kemudian mereka tidak membandingkan antara kegunaan dan tagihan yang harus dibayar," ujar Orecchio. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar